LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
‘’ MEDIA PERTUMBUHAN’’
![]() |
Di susun oleh:
NAMA : REZKY KURNIAWAN
KELAS : D
NIM : 0120740127
ASISTEN : Kak
Djufry
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2012
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar belakang
Mikroorganisme yang ingin kita
tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya
kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium
sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan
magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging,
air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan
fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganisme
dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme
yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media.
Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang
diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Anonim, 2011).
Organisme
hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk.
Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma
menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam
proses seluler .
Medium yang
digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus
sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,
1993).
Memformulasikan
suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin
kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting
sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam
sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika)
agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode
bacteriaological (Hadioetomo, 1993).
B. Tujuan
Adapun
tujuan praktikum adalah:
Ø
Tujuan dari
praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membuat media pertumbuhan Natrium
Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA).
Ø
Untuk mengetahui dan mempelajari cara membuat medium alamiah dan sintetis.
Ø
Mengetahui
teknik pemindahan medium secara steril.
Ø
Untuk
mengamati mikroorganisme yang terdapat pada medium yang telah dibuat.
BAB II
Teori dasar
Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Dengan
adanya medium pertumbuhan, aktivitas
mikrobia dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi
mikrobia dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan
perhitungan jumlah mikroba. Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi untuk
mikrobia yaitu diimbangi dengan oleh tersedianya berbagai media yang banyak
macamnya untuk kultivasinya. Media-media yang digunakan seperti pepton, ekstrak
daging, ekstrak khamir, dan agar. Bahan yang paling umum digunakan untuk
membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar (Sutedjo, 1991).
Bakteri dalam medium juga
memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus
berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti
meningkatnya jumlah sel yang konstituen.
Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam
kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah
pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang
disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel
baru (Volk, 1993).
Untuk
menumbuhkan mikroba ada berbagai macam medium yang digunakan. Untuk mudahnya
medium mikroba diklasifikasikan berdasarkan sifat, komposisi dan fungsinya.
Berdasarkan sifat fisiknya, medium dibagi menjadi 3, yaitu solid medium, semi
solid medium, dan broth medium. Sedangkan berdasarkan komposisi penyusunnya
juga dibedakan menjadi medium sintetis, medium semi sintetis, medium
non-sintetis. Berdasarkan fungsinya sendiri medium terbagi menjadi medium umum,
medium selektif, medium diferensial, medium uji dan medium diperkaya (Frobisher,
1974.).
Mikrobia
dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu media tersebut memenuhi syarat-syarat
antara lain sebagai berikut :
a). Harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba;
b). Harus
mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba yang ditumbuhkan;
c). Tidak mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba;
d). Harus
berada dalam kondisi steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan
dapat tumbuh baik.
Pertumbuhan bakteri selain
memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak
dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio cholerae
yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu
dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk
pertumbuhannya 20-40oC (Volk, 1993).
PH merupakan faktor yang
sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi
pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium
mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium
didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih
steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium
yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro, 1994).
Bahan-bahan untuk pertumbuhan medium
dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu
bahan dasar yang
meliputi air, agar yang bersifat tidak diuraikan oleh mikrobia, gelatin yang
merupakan protein yang dapat diuraikan oleh mikrobia, dan silika gel yaitu
bahan yang mengandung natrium silikat khusus untuk menumbuhkan mikrobia yang
bersifat obligat autotrof, unsur-unsur
nutrien yang dapat diambil dari
bahan alam, meliputi karbohidrat, lemak dan asam-asam organik, sumber nitrogen
yang mencakup pepton dan protein, garam-garam kimia (K, Na, Fe dan Mg),
vitamin, dan sari buah, ekstrak sayuran dan susu. Serta bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang sengaja ditambahkan ke
dalam medium dengan tujuan tertentu seperti indikator maupun antibiotic
(Hadioetomo, 1993).
BAB III
Prosedur kerja
A. Alat
Adapun alat-alat yang di gunakan
adalah sebagai berikut:
Ø
Hot plate
Ø
Labu erlenmeyer
Ø
Cawan petri
Ø
Buncen burner
B.
Bahan
Bahan-bahan yang di gunakan dalam
praktikum ini adalah:
Ø
Alkohol
Ø
Larutan PDA dan NA
Ø
Alumunium foil
Ø
Kapas
C.
Cara kerja
Adapun cara kerjanya sebagai
berikut:
Ø
Memanaskan labu erlenmeyer yang
sudah berisi media padat yang berupa agar, dan di panaskan di atas hot plate
sampai media itu cair.
Ø
Selanjutnya sterilkan tangan dengan
alkohol.
Ø
Kemudian buka labu erlenmeyer yang
di tutupi alumunium foil dan kapas.
Ø
Sebelum di tuangkan, mulut tabung
labu erlenmeyer di bakar dahulu dengan menggunakan buncen burner.
Ø
Tuangkan media yang telah cair itu
ke dalam cawan petri.
Ø
Setelah itu bakar lagi mulut tabung
labu erlenmeyer sebelum di tutup dengan kapas dan alumunium foil.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum ini adalah
4.2 Pembahasan
Pada
praktikum kali ini menggunakan dua medium, yaitu medium Nutrient Agar atau NA dan Potato
Dextrose Agar atau PDA. Setiap medium memiliki fungsi masing-masiing dalam
menumbuhkan mikroorganisme. Medium NA memiliki fungsi yakni untuk
mengembangbiakkan bakteri secara umum, sedangkan medium PDA berfungsi untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan fungi atau jamur. Kedua medium tersebut sama-sama terbentuk dari medium
agar, hanya berbeda jenis nutrisinya. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan medium PDA mengandung
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Menurut Pelczar (2008:
138), menyatakan bahwa sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor
pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri
harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi,
maka pertumbuhan bakteri akan bagus.
Pada proses
pembuatan media, baik medium NA maupun media PDA menggunakan magnetik stirrer
untuk menghomogenkan agar dengan aquades selama pemasakan agar. Menurut
Hadiotomo (1993: 53), magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan
atau pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan
agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate
digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi yang
terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan
bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi.
Pada waktu tertentu, jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari satu
medium ke medium yang lainnya.
Dalam pertumbuhan
mikroorganisme tergantung dari nutrien media yang dibuat. Kebanyakan
mikroorganisme membutuhkan air. Menurut Anonimb (2011: 1),
bahan-bahan yang terlarut di dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk
membentuk badan sel dan memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan.
Perbedaan antara medium NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien
penyusunnya. Pada medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong
kaldu sedangkan medium PDA nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang.
Karena itu nutrient ini dinamakan Potato Dextrose Agar.
Pada medium
yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi perubahan
fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium
yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang
telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba, sedangkan pada medium
yang tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan
terjadi perubahan fisik pada medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik
menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau terdapat mikroorganisme. Menurut
Dwidjoseputro (1998: 59), terjadinya perubahan fisik pada medium ini disebabkan
oleh mikroba yang terdapat pada medium. Hal ini menunjukkan bahwa medium telah
terkontaminasi.
Keragaman
yang luas dalam hal tipe nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi oleh
tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Menurut
Anonimb (2011: 1), macam media yang tersedia dapat dikelompokkan
dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi
mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan
pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam
persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda
terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi
berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik
yang sesuai.
Bakteri tidak dapat hidup tanpa
adanya media yang mengandung nutrisi-nutrisi untuk pertumbuhannya. Menurut
Pelczar (2008: 139), media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Pada dasarnya media pertumbuhan
dapat dikelompokan menjadi 5 kelompok besar yaitu medium cair, medium kental,
medium yang diperkaya, medium kering dan media sinergik. Medium cair yang
sering digunakan diantaranya peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada
daging, air susu, kedelai, putih telur. Medium kental biasa terdapat unsur
agar-agar yang berfungsi untuk memperkental tidak untuk merbuah kandungan
nutrisi media tersebut. Menurut Waluyo (2010: 134), berdasarkan bentuk
fisiknya, media pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi media padat, setengah
padat dan cair. Media padat adalah media yang mengandung 15% agar sehingga
mudah mengeras. Media setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi
solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh
media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair
yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
berdasarkan tujuan pembuatannya,
media dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Menurut Pelczar (2008: 139),
media pertama adalah media yang digunakan untuk isolasi. Media ini mengandung
semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood
Agar. Media selektif/penghambat merupakan media yang
selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Media yang diperkaya, media untuk peremajaan kultur,
media untuk mementukan kebutan nutrien tertemtu, media untuk karakteristikasi
bakteri dan media diferensial adalah beberapa bentuk media berdasarkan fungsi
tujuannya.
Pemilihan media yang baik akan
menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH,
kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut Stanier (2011: 221), pada pembuatan media
untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak
protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri.
Salah satu bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai
sumber protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok
dijadikan untuk media pertumbuhan mikroba.
BAB V
Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat di
simpulkan bahwa
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. Media tumbuh bakteri(online), http://antiserra.wen.su/alkes.com. di akses tanggal 24 oktober
2012
Dwidjoseputro,D.1994. Dasar-dasar mikrobiologi. Djambatan,
jakarta
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT
Gramedia, Jakarta
Volk.
1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit
Erlangga, Jakarta
Anonima.2011. Pembuatan Media Mikroorganisme(online), http://wikipedia.org./wiki/media-mikroorganisme. di akses tanggal 24 oktober
2012
Anonimb.2011. pembuatan media(online), http://biologiasik.blogspot.com. Di akses tanggal 24 oktober
2012
Soni,Ahmad.2010. nutrisi mikroorganisme dalam media(online), http://ahmadsoni.web.id. Di akses tanggal 24 oktober
2012