Senin, 02 Desember 2013

media pertumbuhan



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
‘’ MEDIA PERTUMBUHAN’’


Description: LOGO UNIVERSITAS CENDRAWASIH.png
 











Di susun oleh:

NAMA        :    REZKY KURNIAWAN
KELAS         :    D
NIM            :    0120740127
ASISTEN      :    Kak Djufry

FAKULTAS  KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2012
BAB I
Pendahuluan
A.    Latar belakang
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Anonim, 2011).
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler .
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk, 1993).




Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological (Hadioetomo, 1993).


B.   Tujuan
Adapun tujuan praktikum adalah:
Ø  Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membuat media pertumbuhan Natrium Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA).
Ø    Untuk mengetahui dan mempelajari cara membuat medium alamiah dan sintetis.
Ø   Mengetahui teknik pemindahan medium secara steril.
Ø  Untuk mengamati mikroorganisme yang terdapat pada medium yang telah dibuat.

















BAB II
Teori dasar
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Dengan adanya  medium pertumbuhan, aktivitas mikrobia dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikrobia dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba. Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi untuk mikrobia yaitu diimbangi dengan oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Media-media yang digunakan seperti pepton, ekstrak daging, ekstrak khamir, dan agar. Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar (Sutedjo, 1991).
Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen.  Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).
Untuk menumbuhkan mikroba ada berbagai macam medium yang digunakan. Untuk mudahnya medium mikroba diklasifikasikan berdasarkan sifat, komposisi dan fungsinya. Berdasarkan sifat fisiknya, medium dibagi menjadi 3, yaitu solid medium, semi solid medium, dan broth medium. Sedangkan berdasarkan komposisi penyusunnya juga dibedakan menjadi medium sintetis, medium semi sintetis, medium non-sintetis. Berdasarkan fungsinya sendiri medium terbagi menjadi medium umum, medium selektif, medium diferensial, medium uji dan medium diperkaya (Frobisher, 1974.).
            Mikrobia dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu media tersebut memenuhi syarat-syarat antara lain sebagai berikut :
a).  Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba;
       b). Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan;
c).   Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba;
       d). Harus berada dalam kondisi steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik.
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC (Volk, 1993).
PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro, 1994).
Bahan-bahan untuk pertumbuhan medium dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu  bahan dasar yang meliputi air, agar yang bersifat tidak diuraikan oleh mikrobia, gelatin yang merupakan protein yang dapat diuraikan oleh mikrobia, dan silika gel yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusus untuk menumbuhkan mikrobia yang bersifat obligat autotrof, unsur-unsur nutrien yang dapat diambil dari bahan alam, meliputi karbohidrat, lemak dan asam-asam organik, sumber nitrogen yang mencakup pepton dan protein, garam-garam kimia (K, Na, Fe dan Mg), vitamin, dan sari buah, ekstrak sayuran dan susu. Serta bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam medium dengan tujuan tertentu seperti indikator maupun antibiotic (Hadioetomo, 1993).














BAB III
Prosedur kerja
A.  Alat
Adapun alat-alat yang di gunakan adalah sebagai berikut:
Ø  Hot plate
Ø  Labu erlenmeyer
Ø  Cawan petri
Ø  Buncen burner


B.     Bahan
Bahan-bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah:
Ø  Alkohol
Ø  Larutan PDA dan NA
Ø  Alumunium foil
Ø  Kapas


C.     Cara kerja
Adapun cara kerjanya sebagai berikut:
Ø  Memanaskan labu erlenmeyer yang sudah berisi media padat yang berupa agar, dan di panaskan di atas hot plate sampai media itu cair.
Ø  Selanjutnya sterilkan tangan dengan alkohol.
Ø  Kemudian buka labu erlenmeyer yang di tutupi alumunium foil dan kapas.
Ø  Sebelum di tuangkan, mulut tabung labu erlenmeyer di bakar dahulu dengan menggunakan buncen burner.
Ø  Tuangkan media yang telah cair itu ke dalam cawan petri.
Ø  Setelah itu bakar lagi mulut tabung labu erlenmeyer sebelum di tutup dengan kapas dan alumunium foil.




BAB IV
Hasil dan Pembahasan­­
4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum ini adalah­





4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini menggunakan dua medium, yaitu medium Nutrient Agar atau NA dan Potato Dextrose Agar atau PDA. Setiap medium memiliki fungsi masing-masiing dalam menumbuhkan mikroorganisme. Medium NA memiliki fungsi yakni untuk mengembangbiakkan bakteri secara umum, sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan fungi atau jamur. Kedua medium  tersebut sama-sama terbentuk dari medium agar, hanya berbeda jenis nutrisinya. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan medium PDA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Menurut Pelczar (2008: 138), menyatakan bahwa sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus.
Pada proses pembuatan media, baik medium NA maupun media PDA menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar dengan aquades selama pemasakan agar. Menurut Hadiotomo (1993: 53), magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan atau pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi yang terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi. Pada waktu tertentu, jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari satu medium ke medium yang lainnya.
Dalam pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari nutrien media yang dibuat. Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan air. Menurut Anonimb (2011: 1), bahan-bahan yang terlarut di dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk membentuk badan sel dan memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan. Perbedaan antara medium NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien penyusunnya. Pada medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu sedangkan medium PDA nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang. Karena itu nutrient ini dinamakan Potato Dextrose Agar.
Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba, sedangkan pada medium yang tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan terjadi perubahan fisik pada medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau terdapat mikroorganisme. Menurut Dwidjoseputro (1998: 59), terjadinya perubahan fisik pada medium ini disebabkan oleh mikroba yang terdapat pada medium. Hal ini menunjukkan bahwa medium telah terkontaminasi.
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Menurut Anonimb (2011: 1), macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai.
Bakteri tidak dapat hidup tanpa adanya media yang mengandung nutrisi-nutrisi untuk pertumbuhannya. Menurut Pelczar (2008: 139), media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Pada dasarnya media pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 5 kelompok besar yaitu medium cair, medium kental, medium yang diperkaya, medium kering dan media sinergik. Medium cair yang sering digunakan diantaranya peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai, putih telur. Medium kental biasa terdapat unsur agar-agar yang berfungsi untuk memperkental tidak untuk merbuah kandungan nutrisi media tersebut. Menurut Waluyo (2010: 134), berdasarkan bentuk fisiknya, media pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi media padat, setengah padat dan cair. Media padat adalah media yang mengandung 15% agar sehingga mudah mengeras. Media setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
berdasarkan tujuan pembuatannya, media dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Menurut Pelczar (2008: 139), media pertama adalah media yang digunakan untuk isolasi. Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar. Media selektif/penghambat merupakan media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Media yang diperkaya, media untuk peremajaan kultur, media untuk mementukan kebutan nutrien tertemtu, media untuk karakteristikasi bakteri dan media diferensial adalah beberapa bentuk media berdasarkan fungsi tujuannya.
Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut  Stanier (2011: 221), pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri. Salah satu bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk media pertumbuhan mikroba.




BAB V
Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat di simpulkan bahwa
















DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. Media tumbuh bakteri(online), http://antiserra.wen.su/alkes.com. di akses tanggal 24 oktober 2012
Dwidjoseputro,D.1994. Dasar-dasar mikrobiologi. Djambatan, jakarta
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia, Jakarta
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta
Anonima.2011. Pembuatan Media Mikroorganisme(online), http://wikipedia.org./wiki/media-mikroorganisme. di akses tanggal 24 oktober 2012
Anonimb.2011. pembuatan media(online), http://biologiasik.blogspot.com. Di akses tanggal 24 oktober 2012
Soni,Ahmad.2010. nutrisi mikroorganisme dalam media(online), http://ahmadsoni.web.id. Di akses tanggal 24 oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar