Senin, 02 Desember 2013

media pertumbuhan



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
‘’ MEDIA PERTUMBUHAN’’


Description: LOGO UNIVERSITAS CENDRAWASIH.png
 











Di susun oleh:

NAMA        :    REZKY KURNIAWAN
KELAS         :    D
NIM            :    0120740127
ASISTEN      :    Kak Djufry

FAKULTAS  KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2012
BAB I
Pendahuluan
A.    Latar belakang
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Anonim, 2011).
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler .
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk, 1993).




Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological (Hadioetomo, 1993).


B.   Tujuan
Adapun tujuan praktikum adalah:
Ø  Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membuat media pertumbuhan Natrium Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA).
Ø    Untuk mengetahui dan mempelajari cara membuat medium alamiah dan sintetis.
Ø   Mengetahui teknik pemindahan medium secara steril.
Ø  Untuk mengamati mikroorganisme yang terdapat pada medium yang telah dibuat.

















BAB II
Teori dasar
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Dengan adanya  medium pertumbuhan, aktivitas mikrobia dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikrobia dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba. Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi untuk mikrobia yaitu diimbangi dengan oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Media-media yang digunakan seperti pepton, ekstrak daging, ekstrak khamir, dan agar. Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar (Sutedjo, 1991).
Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen.  Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).
Untuk menumbuhkan mikroba ada berbagai macam medium yang digunakan. Untuk mudahnya medium mikroba diklasifikasikan berdasarkan sifat, komposisi dan fungsinya. Berdasarkan sifat fisiknya, medium dibagi menjadi 3, yaitu solid medium, semi solid medium, dan broth medium. Sedangkan berdasarkan komposisi penyusunnya juga dibedakan menjadi medium sintetis, medium semi sintetis, medium non-sintetis. Berdasarkan fungsinya sendiri medium terbagi menjadi medium umum, medium selektif, medium diferensial, medium uji dan medium diperkaya (Frobisher, 1974.).
            Mikrobia dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu media tersebut memenuhi syarat-syarat antara lain sebagai berikut :
a).  Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba;
       b). Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan;
c).   Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba;
       d). Harus berada dalam kondisi steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik.
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC (Volk, 1993).
PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro, 1994).
Bahan-bahan untuk pertumbuhan medium dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu  bahan dasar yang meliputi air, agar yang bersifat tidak diuraikan oleh mikrobia, gelatin yang merupakan protein yang dapat diuraikan oleh mikrobia, dan silika gel yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusus untuk menumbuhkan mikrobia yang bersifat obligat autotrof, unsur-unsur nutrien yang dapat diambil dari bahan alam, meliputi karbohidrat, lemak dan asam-asam organik, sumber nitrogen yang mencakup pepton dan protein, garam-garam kimia (K, Na, Fe dan Mg), vitamin, dan sari buah, ekstrak sayuran dan susu. Serta bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam medium dengan tujuan tertentu seperti indikator maupun antibiotic (Hadioetomo, 1993).














BAB III
Prosedur kerja
A.  Alat
Adapun alat-alat yang di gunakan adalah sebagai berikut:
Ø  Hot plate
Ø  Labu erlenmeyer
Ø  Cawan petri
Ø  Buncen burner


B.     Bahan
Bahan-bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah:
Ø  Alkohol
Ø  Larutan PDA dan NA
Ø  Alumunium foil
Ø  Kapas


C.     Cara kerja
Adapun cara kerjanya sebagai berikut:
Ø  Memanaskan labu erlenmeyer yang sudah berisi media padat yang berupa agar, dan di panaskan di atas hot plate sampai media itu cair.
Ø  Selanjutnya sterilkan tangan dengan alkohol.
Ø  Kemudian buka labu erlenmeyer yang di tutupi alumunium foil dan kapas.
Ø  Sebelum di tuangkan, mulut tabung labu erlenmeyer di bakar dahulu dengan menggunakan buncen burner.
Ø  Tuangkan media yang telah cair itu ke dalam cawan petri.
Ø  Setelah itu bakar lagi mulut tabung labu erlenmeyer sebelum di tutup dengan kapas dan alumunium foil.




BAB IV
Hasil dan Pembahasan­­
4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum ini adalah­





4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini menggunakan dua medium, yaitu medium Nutrient Agar atau NA dan Potato Dextrose Agar atau PDA. Setiap medium memiliki fungsi masing-masiing dalam menumbuhkan mikroorganisme. Medium NA memiliki fungsi yakni untuk mengembangbiakkan bakteri secara umum, sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan fungi atau jamur. Kedua medium  tersebut sama-sama terbentuk dari medium agar, hanya berbeda jenis nutrisinya. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan medium PDA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Menurut Pelczar (2008: 138), menyatakan bahwa sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus.
Pada proses pembuatan media, baik medium NA maupun media PDA menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar dengan aquades selama pemasakan agar. Menurut Hadiotomo (1993: 53), magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan atau pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi yang terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi. Pada waktu tertentu, jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari satu medium ke medium yang lainnya.
Dalam pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari nutrien media yang dibuat. Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan air. Menurut Anonimb (2011: 1), bahan-bahan yang terlarut di dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk membentuk badan sel dan memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan. Perbedaan antara medium NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien penyusunnya. Pada medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu sedangkan medium PDA nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang. Karena itu nutrient ini dinamakan Potato Dextrose Agar.
Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba, sedangkan pada medium yang tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan terjadi perubahan fisik pada medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau terdapat mikroorganisme. Menurut Dwidjoseputro (1998: 59), terjadinya perubahan fisik pada medium ini disebabkan oleh mikroba yang terdapat pada medium. Hal ini menunjukkan bahwa medium telah terkontaminasi.
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Menurut Anonimb (2011: 1), macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai.
Bakteri tidak dapat hidup tanpa adanya media yang mengandung nutrisi-nutrisi untuk pertumbuhannya. Menurut Pelczar (2008: 139), media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Pada dasarnya media pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 5 kelompok besar yaitu medium cair, medium kental, medium yang diperkaya, medium kering dan media sinergik. Medium cair yang sering digunakan diantaranya peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai, putih telur. Medium kental biasa terdapat unsur agar-agar yang berfungsi untuk memperkental tidak untuk merbuah kandungan nutrisi media tersebut. Menurut Waluyo (2010: 134), berdasarkan bentuk fisiknya, media pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi media padat, setengah padat dan cair. Media padat adalah media yang mengandung 15% agar sehingga mudah mengeras. Media setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
berdasarkan tujuan pembuatannya, media dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Menurut Pelczar (2008: 139), media pertama adalah media yang digunakan untuk isolasi. Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar. Media selektif/penghambat merupakan media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Media yang diperkaya, media untuk peremajaan kultur, media untuk mementukan kebutan nutrien tertemtu, media untuk karakteristikasi bakteri dan media diferensial adalah beberapa bentuk media berdasarkan fungsi tujuannya.
Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut  Stanier (2011: 221), pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri. Salah satu bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk media pertumbuhan mikroba.




BAB V
Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat di simpulkan bahwa
















DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. Media tumbuh bakteri(online), http://antiserra.wen.su/alkes.com. di akses tanggal 24 oktober 2012
Dwidjoseputro,D.1994. Dasar-dasar mikrobiologi. Djambatan, jakarta
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia, Jakarta
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta
Anonima.2011. Pembuatan Media Mikroorganisme(online), http://wikipedia.org./wiki/media-mikroorganisme. di akses tanggal 24 oktober 2012
Anonimb.2011. pembuatan media(online), http://biologiasik.blogspot.com. Di akses tanggal 24 oktober 2012
Soni,Ahmad.2010. nutrisi mikroorganisme dalam media(online), http://ahmadsoni.web.id. Di akses tanggal 24 oktober 2012

dampak mengkonsumsi mie instan



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan dasar pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk melangsungkan hidup, karena makanan merupakan sumber energi bagi manusia untuk menjalankan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Mie instan merupakan makanan yang di senangi di seluruh kalangan atau profesi karena sebagai pengganti beras,terutama bagi mahasiswa. Kebanyakan mahasiswa yang mengkonsumsi mie instan,karena kesibukan kuliah dan tugas yang banyak sehingga lebih memilih mie instan yang harganya terjangkau dan cara pembuatannya praktis.
Namun, jika mengkonsumsi mie instan berlebihan akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan, dampak yang akan timbul seperti penyakit kanker dan gangguan jaringan pada otak.
Menurut seorang ahli gizi klinik,Juniarta Alidjaja mengatakan orang yang kebanyakan makan mie instan tanpa di imbangi makanan berserat berpotensi mengalami gangguan kesehatan. Hal ini karena mie instan mengandung karbohidrat sederhana, lemak, dan kadar natrium tinggi.  Dampak yang akan di timbulkan seperti obesitas, kenaikan kadar gula, kenaikan tensi tubuh dan lain-lain.
Alasan penulis mengambil topik ini karena,banyak orang yang mengkonsumsi mie instant secara berlebihan tanpa mengetahui apa dampak dan bahayanya bagi kesehatan. Sehingga penulis mengambil topik ini agar penulis,dan masyarakat umum dapat mengerti akan bahayanya jika terlalu banyak mengkonsumsi mie instan.

1.2 Rumusan masalah
·         Apa kandungan yang terkandung dalam mie instant ?
·         Apakah dampak yang di timbulkan bila selalu mengkonsumsi mie instant ?

1.3 Tujuan penelitian
·         Tujuan dari penelitian ini agar mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat dalam mie instan
·         Agar mengetahui dampak dan bahaya buruk dari makan mie instan tanpa di imbangi makanan berserat sehingga berbahaya bagi kesehatan.
1.4 Manfaat penelitian
·         Bagi peneliti sebagai tambahan informasi tentang kandungan dan dampak mie instant bagi kesehatan.
·         Bagi masyarakat agar mengetahui kandungan dan dampak yang di timbulkan dari mengkonsumsi mie instant.
·         Bagi pemerintah sebagai solusi untuk mencegah timbulnya penyakit akibat pengkonsumsian mie instant.







1.5 Landasan teori
Mie merupakan salah satu jenis makanan yang terpopuler di Asia khususnya di Assia Timur dan Asia Tenggara. Menurut catatan sejarah, mie pertama kali di buat di daratan cina sekitar 2000 tahun yang lalu pada masa pemerintah dinasti Han. Dari cina, mie berkembang dan menyebar ke jepang, korea, taiwan dan negara-negara`di Asia tenggara, bahkan meluas hingga di benua eropa. Menurut buku-buku sejarah, di benua eropa mie mulai di kenal setelah Marco polo berkunjung ke cina dan membawa oleh-oleh mie. Namun. Pada perkembangannya di eropa mie berubah menjadi pasta seperti yang kita kenal saat ini.
Sesungguhnya seni menggiling gandum telah lebih dahulu berkembang di timur tengah, seperti di Mesir dan Persia. Logikanya mie juga mula-mula berkembang di sana dan di ajarkan sebagai lembaran-lembaran tipis menyerupai mie. Pada mulanya mie di produksi secara manual, baru pada tahun 700-an sejarah mencatat terciptanya mesin pembuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik. Evolusi pembuatan mie berkembang secara besar-besaran setelah T.Masaki pada tahun 1854 berhasil membuat mesin pembuat mie mekanik yang dapat memproduksi mie secara massal. Sejak saat itu, mie mengalami banyak perkembangan, seperti di cina mulai memproduksi mie instan yang di kenal dengan nama Chicken ramen dan di jepang muncul saparo ramen pada tahun 1962.
Secara umum mie dapat di golongkan menjadi dua, mie kering dan mie basah. Baik yang dalam kemasan polietilen maupun dalam kemasan polysteren yang di kenal juga sebagai sterofoam. Pada umumnya mie basah adalah mie yang belum di masak kandungan airnya cukup tinggi dan cepat basi, jenis mie ini biasanya hanya tahan 1 hari. Kategori kedua adalah mie kering seperti ramen, soba dan beragam mie instant yang banyak kita jumpai di pasaran. Di lihat dari bahan dasarnya, mie dapat di buat dari berbagai macam tepung, seperti tepung terigu, tepung beras, tepung kanji, tepung kacang hijau dan lain-lain.
Dari jenis tepung di atas,mie dari tepung terigu paling banyak di gunakan khususnya untuk membuat mie instant.(Online),(http://www.scribd.com),di akses pada tanggal 16 Juni 2013.
1.6 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang di gunakan penulis adalah :
·         Wawancara
Mencari informasi dari mahasiswa di jayapura tentang dampak yang di timbulkan setelah mengkonsumsi mie instant
·         Study kepustakaan
Menggali informasi sedalam-dalamnya dari internet dan buku tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan di bahas khusunya dalam hal ini adalah mie instant.














BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kandungan dalam mie instant
Mie dibuat dari campuran tepung, minyak sayur, garam, dan beberapa bahan aditif seperti natrium polifosfat (berfungsi sebagai pengemulsi/penstabil), natrium karbonat  dan kalium karbonat yang berfungsi sebagai pengatur asam. Selain itu, mie juga ditambahkan zat pewarna kuning (tartrazine)
Selain mie itu sendiri, ada pula bumbu mie yang banyak mengandung garam, cabe, dan bumbu-bumbu lain. Bumbu mie instant juga tak lepas dari zat aditif makanan seperti MSG (Monosodium glutamat). Yang berfungsi sebagai penguat rasa.
Jika digunakan secara berlebihan, MSG mempunyai efek negatif terhadap tubuh. mengkonsumsi MSG sebanyak 12 gram per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. bukan hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.
Kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain misalnya karamel, hidrolisat protein nabati, ribotide, zat besi dan asam malat yang fungsinya tidak jelas. Selain minyak sayur, ada pula food additive, yaitu bahan-bahan kimia yang ditambahkan ke dalam proses pengolahan makanan, dengan tujuan agar makanan tersebut memiliki sifat-sifat tertentu.
Bumbu mie, misalnya garam, gula, cabe merah, bawang putih, bawang merah, saus tomat, kecap, vetsin (MSG) serta bahan cita rasa (rasa ayam, rasa udang, rasa sapi) juga banyak menggunakan additive. Belum lagi stirofoam dalam mie cangkir, yang dicurigai bisa menyebabkan kanker.



kandungan utama yang lain dari mie adalah karbohidrat kemudian ada protein tepung (gluten), dan lemak, baik yang dari mie nya sendiri maupun minyak sayur dalam sachet. Jika dilihat komposisi gizinya, mie memang tinggi kalori, tapi kurang zat-zat gizi penting lain seperti vitamin, mineral dan serat.
Bahan-bahan lain yang harus diwaspadai yang terkandung dalam mie instant :
1). Bumbu dan pelengkap
Bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin. Sedangkan bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Sumber enzim inilah yang harus kita pertanyakan apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Sedangkan yeast extract yang menjadi titik kritis adalah asam amino yang berasal dari hewan.
2). Bahan penambah rasa
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.
3). Minyak sayur
Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan.
4). Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan.

5). Kecap dan sambal
Kecap dan sambal pun harus kita cermati. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya.
Dalam hal ini yang harus anda perhatikan dan dicamkan ialah “Peringatan bagi kita semua bahwa Mie Instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan bumbunya karena MSG yang terkandung didalamnya bila dimasak diatas suhu 120°C akan berpotensi menjadi Karsinogen Pembawa Kanker. Perhatikan prosedur penyajian pada bungkus Mie Instan, semua menganjurkan agar masak mie dulu baru ditaburi bumbu atau bumbunya di taruh di mangkok”.














Kandungan yang terdapat di dalam mie instant dapat di lihat di balik bungkus mie instant tersebut seperti gambar di atas.





  2.2 Dampak Bahaya Buruk Mengkonsumsi Mie instant

Peyebab Kanker
Mie instant yang beredar saat ini, ternyata cukup membahayakan telah diketahui bahwa permukaan mie instant dilapisi oleh lilin inilah kenapa mie tidak pernah lengket satu sama lain. Lilin ini sangat membahayakan kesehatan tubuh,karena tubuh kit butuh waktu lama untuk mencerna lilin ini, yakni sekitar dua kali, jika zat ini terus menumpuk dalam tubuh, kemungkinan kita untuk terkena penyakit kkaner sangatlah tinggi misalnya: kanker hati, usus atau leukemia. Tak hanya lilin mie instant. Bumbunya pun yang mengandung banyak zat aditif seperti MSG yang bias menjadi pemicu kanker dalam tubuh banyak kasus nyata tentang orang yang sakit dan diduga disebabkan karena terlalu banyak mengkomsumsi mie instant. Karena itu, sebaiknya anda pun mulai mengurangi mengkomsumsi makanan ini.

Kerusakan Jaringan Otak
Mengkomsumsi mie Instant terus menerus sama dengan menumpuk zat-zat kimia berbahaya dalam tubuh dan efeknya bisa merusakkan sel-sael jaringan otak. Akibatnya, akan terjadi penurunan transmisi sinyal dalam otak. Selain itu, kerusakan jaringan sel otak ini. Juga akan memicu penyakit-penyakit lain. Seperti Stroke atau kelumpuhan.
 Terganggunya penyerapan nutrisi
Mi instan dapat menghambat kemampuan anak di bawah 5 tahun untuk menyerap nutrisi. Setelah sering mengonsumsi mi instan, banyak anak-anak balita mengalami kesulitan menyerap nutrisi dari makanan yang tepat.
Keguguran
Sejumlah wanita hamil yang makan mi instan selama kehamilan mengalami keguguran. Hal ini karena kandungan bumbu dan pengawet pada mi instan dapat mempengaruhi perkembangan janin.
Gangguan metabolisme
Konsumsi mi instan jangka panjang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Hal ini disebabkan akumulasi dari zat-zat kimia beracun seperti pewarna makanan, pengawet dan aditif dalam mi.
Kerusakan organ
Mi instan mengandung propylene glycol, bahan anti-beku yang mencegah mi dari pengeringan dengan mempertahankan kelembaban. Tubuh menyerap zat tersebut dengan mudah dan terakumulasi di jantung, hati dan ginjal. Hal ini menyebabkan kerusakan dan kelainan organ, dan juga melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Gangguan pencernaan
Mi instan dapat mengganggu sistem pencernaan. Konsumsi lanjutan dari mi instan mengakibatkan kembung, sembelit atau tidak teraturnya gerakan usus.
Obesitas
Mi instan adalah salah satu penyebab utama obesitas. Hindari mi instan karena mengandung sejumlah besar lemak dan natrium yang menyebabkan retensi air dalam tubuh.
 MSG
Monosodium glutamate (MSG) digunakan untuk meningkatkan rasa mi. Sekitar 1-2 persen dari populasi alergi terhadap MSG. Ketika orang-orang yang alergi terhadap MSG mengonsumsinya, maka akan dapat menyebabkan rasa terbakar, panas di dada, kemerahan pada wajah, atau nyeri dan sakit kepala.
 Tinggi natrium
Mi instan juga mengandung jumlah natrium yang tinggi. Kelebihan konsumsi natrium bisa menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, stroke dan kerusakan ginjal. Jadi, hindari konsumsi mi instan berlebihan.
Junk food
Mi instan hanya dapat dianggap sebagai junk food dan tidak pernah menggantikan makanan bernutrisi. Hal ini karena mengandung sejumlah besar karbohidrat tetapi tidak ada vitamin, mineral atau serat. Mi instan juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans. Ini padat kalori dan memberikan efek negatif pada kesehatan.(sumber:health.detik.com/hr).






Gambar di atas adalah mie instant yang biasa di konsumsi masyarakat pada umunya dan juga mahasiswa yang ada di jayapura.







2.3 Hasil Penelitian

Gambar di mana peneliti melakukan wawancara terhadap mahasiswa di jayapura
Hasil wawancara sebagai berikut
Pertanyaan :
1.   Makanan apa yang anda komsumsi selama menjadi anak kos ?
2.      Mengapa anda memilih mengkonsumsi makanan instant khususnya indomie?
3.      Adakah efek samping yang anda alami selama makan-makanan indomie?
4.      Setelah anda mengetahui efek sampingnya mengapa anda tetap mengomsumsi makanan indomie ?
5.      Apakah anda mengetahui zat-zat kimia yang mengandung pada makanan instant khususnya indomie?
6.      Mengapa anda tidak mencoba membeli makanan yang lebih bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan anda?


Jawaban :
1.      Roti, Indomie
2.      Karena, Indomie adalah salah satu makan yang siap saji dan simple untuk mengisi perut disaat sibuk kuliah,
3.      Iya, ada lumayan mengganggu proses pencernaan juga mengakibatkanku alergi, dan terkadang sakit ulut hati.
4.      Sebenarnya sadar tentang dampak-dampak yang timbul namun,Tidak ada pilihan lagi, ketika sibuk dengan kuliah maka, indomielah sangat mudah dan siap saji untuk mengisi perut dan benar-benar praktis.
5.      Lumayan mengetahuinya seperti: zat msg, zat pengawet, pewarna dan banyak zat penyedap yang bikin sakit kepala.
6.      Malas, tidak waktu apalagi jika banyak tugas atau sibuk, cara yang simple yah.., mengkomsumsi mie instant.



Setelah hasil dari wawancara tersebut dapat di ketahui bahwa kesibukan kuliah yang membuat para mahasiswa lebih memilih mengkonsumsi makanan instant sperti indomie. Mereka sebernarnya cukup mengetahui apa zat aktif yang terkandung di dalam mie instan namun tidak ada pilihan lagi bagi mereka untuk mengkonsumsi mie instan. Dmapak yang di timbulkan cukup jelas yaitu gangguan pada pencernaan, gangguan pada sistem jaringan otak yang membuat otak tidak stabil untuk berpikir.








BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produk makanan instant sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang bisa dikomsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnyaa yang tahan lama. Dengan demikian buat mahasiswa yang tetap mengkomsumsi makanan agar tidak berlebihan karena zat-zat yang terkandung dalam mie instant dapat menggangu kesehatan khususnya pada pencernaan.
3.4 Saran
Buat Mahasiswa atau masyarakat yang tetap mengkomsumsi makanan mie Instant agar memperhatikan isi makalah ini mengenai tips-tips untuk menghilangkan zat pengawet
Khusus buat pembaca semoga isi makalah ini dapat menjadi referensi tambahan dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Ada Beberapa Tips memasak mie instant agar mengurangi kandungan zat adikitf. untuk meminimalisir bahaya makan mie instant, berikut ada beberapa tips mudah yang bisa anda ikuti :
 Jika anda memang tidak bisa lepas dari komsumsi mie instant. Sebaiknya jangan setiap hari, memakannya setelah makan mie instant, beri jangka waktu sekitar 3 hari bila ingin memakannya lagi. Hal ini bertujuan untuk member waktu bagi tubuh agar bisa mencerna lilin (pelapis mie) sampai benar-benar habis dan tidak menumpuk ditubuh.

 Saat memasak mie instant, anda tentu merebus mie terlebih dahulu dengaan air mendidih untuk mie instant goring, setelah mie masak tiriskan lalu bilas lagi dengan air bersih yang tentunya sudah matang.
Untuk mie instant kuah, setelah mie matang jangan langsung dibubuhi bumbu mie instant. Tiriskan dahulu mienya, lalu buang air sisa perebusan mie. Untuk kuah, anda bisa memakai air panas yang baru.
Perlakuan ini untuk meminimalisir masuknya zat lilin kedalam tubuh, saat mie direbus, lilin bisa lepas dari mie dan menyatu dengan air rebusan, itulah sebabnya, sebaiknya jangan mengkomsumsi air rebusan mie.





















DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2013. Dampak mengkonsumsi mie instant(online). http://www.scribd.com di akses pada tanggal 16 juni 2013.
Hasbullah,Heranti. 2012.Dampak buruk mie instant. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat.