LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
‘’ Isolasi
Mikroorganisme dan Piaraan Campuran ‘’
Di Susun oleh:
NAMA : REZKY KURNIAWAN
KELAS : D
NIM : 0120740127
ASISTEN : kak’
Djufry
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2012
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar belakang
Pada umumnya mikroba yang hidup di
alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Sangat jarang mikroba di alam
dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut
dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan,
morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang
harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum
dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu
suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies.
Mikroorganisme tersebar luas di dalam
lingkungan baik di tanah, air,maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru
dapat kita rasakan melewatimakanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya
produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai
mikroorganisme. Bahan panganselain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga
sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau
perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan
kehidupan manusia.
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang
sangat banyak, baik ditanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi
maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang
besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubu manusia termasuk
dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk
memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang
sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu seltunggal. Kultur murni
atau biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan
untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan
ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,maupun serologis, memerlukan suatu
populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Adapun yang melatar belakangi sehingga peraktikum ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui dan menguasai
teknik isolasi mikroba dari wadah yang satu ke wadah yang lain sehingga hanya biakan murni yang
dapat tumbuh. (Afrianto,L 2004)
1.2
Tujuan
Tujuan
praktikum ini adalah:
Ø
Untuk
mengetahui dan memahami teknik pengisolasian mikroba.
Ø
Untuk
mengetahui teknik pemindahan biakan mikroba dari wadah satu ke wadah yang lain
sehingga tidak bercampur dengan bakteri lain.
1.3
Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana teknok pengisolasian mikroba pada kultur murni pada medium baru
2. Dapat memahami teknik
pemindahan mikroba dari cawan petri sehingga terpisah
BAB II
Teori dasar
Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya
dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada
tempatnya (Nur, I. dan
Asnani, 2007).
Dikenal beberapa cara atau metode
untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan
gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan
maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni
dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam
berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi
mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi
dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Menurut Hadioetomo (1993), ada dua
metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu.
Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50 oC ) yang
kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu
dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan
tersebut mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan
yang tinggi.
Metode cawan
gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya
diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik
kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang
diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para mahasiswa
yang baru mulai mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan
medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme
menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak
sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan (Ratna, 1990).
Menurut Dwidjoseputro (1980),
sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, pada agar-agar miring
dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :
1.
Sifat-sifat
koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk
koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa
akar, serum kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung,
timbul mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang
utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang
berbenang-benang dan ada yang keriting.
2.
Sifat-sifat
koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni
dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri,
serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.
3.
Sifat koloni
tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin. Karena itu,
maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang
tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak
mengencerkan gelatin dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot.
Jika bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa
kawah, serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.
Setelah
mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan estelah inkubasi
akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat,
dan berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat
mikroba tersebut pada media pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini
sangat penting untuk diperhatikan (Ratna,1990).
Bakteri yang memiliki flagella
sering kali membentuk koloni yang menyebar terutama jika menggunakan lempengan
agar basah, untuk mencegah menyebarnya koloni maka harus digunakan agar
benar-benar kering (Djida,
N., 2000)
BAB III
Prosedur kerja
3.1
Alat
Adapun alat-alat yang di gunakan
adalah:
Ø Inkubator
Ø Hot plate
Ø Jarum ose
Ø Bunsen
Ø Labu erlenmeyer
Ø Cawan petri
3.2
Bahan
Bahan-bahan yang di gunakan pada
praktikum ini adalah:
Ø Media PDA atau NA steril
Ø Kertas label
Ø alkohol
3.3
Cara kerja
Cara kerja pada praktikum ini adalah:
1. Siapkan piaraan campuran yang
telah di ketahui identitasnya
2. Tentukan salah satu koloni
bakteri yang akan di isolasi, demikian pula dengan koloni jamur.
3. Dalam menentukan koloni
mahasiswa harus mengetahui ciri-ciri dari koloni jamur dan koloni bakteri
4. Dengan cara aseptis,
pindahkan masing-masing koloni tersebut pada media agar lempeng dan agar miring
dengan cara menggores
5. Teknik atau cara
menggorespada medium dapat mengikuti bentuk-bentuk goresan berikut:
6. Setelah itu inkubasi pada
suhu 37˚C selama 24-48 jam
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
1.1
Hasil
Adapun hasil pada praktikum ini adalah:
Pengisolasian mikroorganisme dapat di simpulkan bahwa
mikroba yang diisolasi pada piaraan campuran atau meremajakan kultur ke dalam
medium baru telah di lakukan secara steril dan penuh dengan ketelitian setelah
itu di masukkn ke dalam inkubator dan saya menyimpulkan teknik isolasi berhasil
untuk mendapatkan kultur murni atau satu jenis
1.2
Pembahasan
Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa
digunakan dalam mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi
mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan
alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk
memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri
lainnya atau yang disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat
alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama
dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini
dilakukan.
Percobaan ini
diawali dengan tahap pengenceran. Dalam hal ini, medium agar yang digunakan
diencerkan terlebih dahulu selama ±15 menit pada Hot
Plate dengan suhu 300°C. Hal ini bertujuan agar medium
yang digunakan dapat mencair setelah disimpan selama beberapa hari di
refrigerator. Setelah diencerkan dengan menggunakan Hot Plate, medium ini didinginkan sekitar 5 menit namun tidak jangan sampai dingin sekali. Hal ini dilakukan untuk
menghindari medium agar tidak kembali
mengeras. Setelah agak dingin, medium ini pun siap untuk digunakan.
Pengisolasian
ini dilanjutkan dengan pembuatan medium tempat mikroba ini nantinya akan tumbuh
atau dengan kata lain membuat habitus sintetisnya. Medium ini terlebih dahulu disterilkan dengan cara melidah-apikan mulut botol tempat penyimpanan medium agar tersebut. Begitupun
dengan cawan petri itu
sendiri. Sebelum semua
prosedur kerja dilakukan terlebih dahulu tangan harus disterilkan menggunakan
alcohol 70% yang disemprotkan ke seluruh permukaan tangan.
Dalam percobaan
ini, kami menggunakan jarum ose sebagai media untuk memindahkan mikroba
tersebut dari habitus alaminya. Jarum ose tersebut terlebih dahulu harus
disterilkan dengan cara membakarnya pada bunsen sampai jarumnya pijar. Lalu jarum ose tersebut didiamkan selama
±2 menit, tujuan hal ini yaitu untuk
mendinginkan jarum ose-nya yang habis
dipijarkan tadi agar ketika jarum ose itu digoreskan ke dalam cawan petri yang berisi objek mikroba yang akan diisolasi, tidak segera mematikan
mikrobanya.
Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara
goresan. Teknik goresannya dilakukan dalam cawan petri. Dengan menggunakan
jarum ose yang sebelumnya dipanaskan pada api bunsen lalu dicelupkan pada
alkohol untuk sterilisasi jarumnya. Goresan diberikan sangat tipis sekali pada
permukaan atas medium dalam cawan petri secara zig-zag,
Pada percobaan ini mikroba yang digunakan hanya satu jenis yaitu bakteri
dan menggunakan dua medium yakni medium NA dan medium PDA.
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai
macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Sedangkan medium PDA berfungsi untuk
menumbuhkan fungi jenis kapang. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana
melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga
bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan
dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan
mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat
kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan
udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus
dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan.
Pemanasan ini menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan
jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan
diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan.
Setelah diinkubasi selama 48 jam diperoleh hasil
pertumbuhan mikroba hanya pada medium NA, sedangkan pada medium PDA tidak
mengalami pertumbuhan sama sekali. Hal ini dikarenakan mikroba yang diisolasi
adalah jenis bakteri, dan bakteri hanya dapat tumbuh pada medium NA. Jadi yang
akan dibahas pada kali ini adalah bagaimana pertumbuhan mikroba pada medium NA.
Pada cawan petri pertama, jumlah koloni yang tumbuh adalah sebanyak 8 koloni
dan memiliki morfologi seperti warna putih susu, tepi berlekuk, bentuk tak
beraturan dan menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam. Pada cawan petri
kedua, jumlah koloni yang ditemukan adalah sebanyak 4 koloni dan berwarna
kream, tepi berlekuk, bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul, dan
tekstur kusam. Pada cawan petri ketiga dan keempat, masing-masing ditemukan
mikroba dengan jumlah 5 koloni dan 1 koloni, dan untuk morfologinya sama dengan
pada cawan petri kedua. Untuk cawan petri terakhir ditemukan mikroba sebanyak 6
koloni, dan memiliki morfologi seperti warna kream, tepi tak beaturan, bentuk
tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul dan tekstur kusam.
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut diatas maka dapat dikatakan percobaan tersebut belum
berhasil. Menurut Ratna (1990), bila menggunakan teknik menggores yang baik
maka pada suatu area tertentu pada permukaan medium yang digores, sel-sel
bakteri akan terpisahkan satu dari lainnya. Sel-sel tunggal yang terpisahkan
seperti ini disebut sel induk. Bagi kebanyakan bakteri, setelah masa inkubasi
selama 24 jam, satu koloni murni dapat terdiri dari 50-72 generasi sel yang
timbul dari satu sel induk tunggal. Dengan perkataan lain, satu koloni murni
terdiri dari bermilyar-milyar sel anak. Karena itu, hendaklah dipahami bahwa
pertumbuhan bakteri sesungguhnya merupakan pertambahan jumlah sel dan bukan
ukuran sel.
BAB V
Kesimpulan
Adapun yang
dapat disimpulkan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah sebagai berikut:
1.
Teknik isolasi mikroorganisme adalah
suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba
diluar dari lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh biakan murni. Biakan murni
yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya.
2.
Teknik yang digunakan untuk teknik
isolasi mikroba adalah teknik goresan, yaitu metode goresan T, sinambung dan
kuadran.
3.
Medium yang digunakan untuk biakkan
murni adalah medium NA untuk biakkan bakteri dan medium PDA untuk biakkan
kapang.
Saran
Pada praktikum selanjutnya mahasiswa sebaiknya lebih
memperhatikan lagi pada saat praktikum agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan kecil
yang bisa mempengaruhi hasil yang di peroleh.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, L., 2004, Menghitung
Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran
rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.
Djida,
N., 2000, Metode
Instrumental dalam Mikrobiologi Umum, UNHAS Press : Makassar.
Dwidjoseputro, 1980, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan : Jakarta.
Hadioetomo, R. S., 1993, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek,
Gramedia : Jakarta.
Nur
Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari.
Ratna, Sri, 1990, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar