Minggu, 19 Oktober 2014

isolasi mikroorganisme



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
‘’ Isolasi Mikroorganisme dan Piaraan Campuran ‘’










Di Susun oleh:

NAMA        :    REZKY KURNIAWAN
KELAS         :    D
NIM            :    0120740127
ASISTEN      :    kak’ Djufry         


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2012


BAB I
Pendahuluan
1.1           Latar belakang
Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies.
Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air,maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewatimakanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai mikroorganisme. Bahan panganselain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia.
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik ditanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubu manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu seltunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Adapun yang melatar belakangi sehingga peraktikum ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui dan menguasai teknik isolasi mikroba dari wadah yang satu ke wadah yang lain sehingga hanya biakan murni yang dapat tumbuh. (Afrianto,L 2004)

1.2           Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
Ø  Untuk mengetahui dan memahami teknik pengisolasian mikroba.
Ø  Untuk mengetahui teknik pemindahan biakan mikroba dari wadah satu ke wadah yang lain sehingga tidak bercampur dengan bakteri lain.     
1.3    Manfaat
1.      Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana teknok pengisolasian mikroba pada kultur murni pada medium baru
2.      Dapat memahami teknik pemindahan mikroba dari cawan petri sehingga terpisah


















BAB II
Teori dasar
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya  (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati  (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies  (Dwidjoseputro, 2005).
         Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu :
1.  Metode cawan gores
                 Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
2.  Metode cawan tuang
                 Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50­­ oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.
Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan (Ratna, 1990).
         Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :
1.      Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting.
2.      Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.
3.      Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin. Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.
Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan estelah inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat, dan berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat mikroba tersebut pada media pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini sangat penting untuk diperhatikan (Ratna,1990).
Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar terutama jika menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya koloni maka harus digunakan agar benar-benar kering (Djida, N., 2000)



BAB III
Prosedur kerja
3.1           Alat
Adapun alat-alat yang di gunakan adalah:
Ø  Inkubator
Ø  Hot plate
Ø  Jarum ose
Ø  Bunsen
Ø  Labu erlenmeyer
Ø  Cawan petri

3.2           Bahan
Bahan-bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah:
Ø  Media PDA atau NA steril
Ø  Kertas label
Ø  alkohol

3.3           Cara kerja
Cara kerja pada praktikum ini adalah:
1.      Siapkan piaraan campuran yang telah di ketahui identitasnya
2.      Tentukan salah satu koloni bakteri yang akan di isolasi, demikian pula dengan koloni jamur.
3.      Dalam menentukan koloni mahasiswa harus mengetahui ciri-ciri dari koloni jamur dan koloni bakteri
4.      Dengan cara aseptis, pindahkan masing-masing koloni tersebut pada media agar lempeng dan agar miring dengan cara menggores
5.      Teknik atau cara menggorespada medium dapat mengikuti bentuk-bentuk goresan berikut:





























6.      Setelah itu inkubasi pada suhu 37˚C selama 24-48 jam


BAB IV
Hasil dan Pembahasan
1.1           Hasil
Adapun hasil pada praktikum ini adalah:
Pengisolasian mikroorganisme dapat di simpulkan bahwa mikroba yang diisolasi pada piaraan campuran atau meremajakan kultur ke dalam medium baru telah di lakukan secara steril dan penuh dengan ketelitian setelah itu di masukkn ke dalam inkubator dan saya menyimpulkan teknik isolasi berhasil untuk mendapatkan kultur murni atau satu jenis


1.2           Pembahasan
Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa digunakan dalam mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini dilakukan.
Percobaan ini diawali dengan tahap pengenceran. Dalam hal ini, medium agar yang digunakan diencerkan terlebih dahulu selama ±15 menit pada Hot Plate dengan suhu 300°C. Hal ini bertujuan agar medium yang digunakan dapat mencair setelah disimpan selama beberapa hari di refrigerator. Setelah diencerkan dengan menggunakan Hot Plate, medium ini didinginkan sekitar 5 menit namun tidak jangan sampai dingin sekali. Hal ini dilakukan untuk menghindari medium agar tidak kembali mengeras. Setelah agak dingin, medium ini pun siap untuk digunakan.
Pengisolasian ini dilanjutkan dengan pembuatan medium tempat mikroba ini nantinya akan tumbuh atau dengan kata lain membuat habitus sintetisnya. Medium ini terlebih dahulu disterilkan dengan cara melidah-apikan mulut botol tempat penyimpanan medium agar tersebut. Begitupun dengan cawan petri itu sendiri. Sebelum semua prosedur kerja dilakukan terlebih dahulu tangan harus disterilkan menggunakan alcohol 70% yang disemprotkan ke seluruh permukaan tangan.
Dalam percobaan ini, kami menggunakan jarum ose sebagai media untuk memindahkan mikroba tersebut dari habitus alaminya. Jarum ose tersebut terlebih dahulu harus disterilkan dengan cara membakarnya pada bunsen sampai jarumnya pijar. Lalu jarum ose tersebut didiamkan selama ±2 menit, tujuan hal ini yaitu untuk mendinginkan jarum ose-nya yang habis dipijarkan tadi agar ketika jarum ose itu digoreskan ke dalam cawan petri yang berisi objek mikroba yang akan diisolasi, tidak segera mematikan mikrobanya.
Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara goresan. Teknik goresannya dilakukan dalam cawan petri. Dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya dipanaskan pada api bunsen lalu dicelupkan pada alkohol untuk sterilisasi jarumnya. Goresan diberikan sangat tipis sekali pada permukaan atas medium dalam cawan petri secara zig-zag,
Pada percobaan ini mikroba yang digunakan hanya satu jenis yaitu bakteri dan menggunakan dua medium yakni medium NA dan medium PDA.
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan fungi jenis kapang. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan.
Setelah diinkubasi selama 48 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba hanya pada medium NA, sedangkan pada medium PDA tidak mengalami pertumbuhan sama sekali. Hal ini dikarenakan mikroba yang diisolasi adalah jenis bakteri, dan bakteri hanya dapat tumbuh pada medium NA. Jadi yang akan dibahas pada kali ini adalah bagaimana pertumbuhan mikroba pada medium NA. Pada cawan petri pertama, jumlah koloni yang tumbuh adalah sebanyak 8 koloni dan memiliki morfologi seperti warna putih susu, tepi berlekuk, bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam. Pada cawan petri kedua, jumlah koloni yang ditemukan adalah sebanyak 4 koloni dan berwarna kream, tepi berlekuk, bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam. Pada cawan petri ketiga dan keempat, masing-masing ditemukan mikroba dengan jumlah 5 koloni dan 1 koloni, dan untuk morfologinya sama dengan pada cawan petri kedua. Untuk cawan petri terakhir ditemukan mikroba sebanyak 6 koloni, dan memiliki morfologi seperti warna kream, tepi tak beaturan, bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul dan tekstur kusam.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut diatas maka dapat dikatakan percobaan tersebut belum berhasil. Menurut Ratna (1990), bila menggunakan teknik menggores yang baik maka pada suatu area tertentu pada permukaan medium yang digores, sel-sel bakteri akan terpisahkan satu dari lainnya. Sel-sel tunggal yang terpisahkan seperti ini disebut sel induk. Bagi kebanyakan bakteri, setelah masa inkubasi selama 24 jam, satu koloni murni dapat terdiri dari 50-72 generasi sel yang timbul dari satu sel induk tunggal. Dengan perkataan lain, satu koloni murni terdiri dari bermilyar-milyar sel anak. Karena itu, hendaklah dipahami bahwa pertumbuhan bakteri sesungguhnya merupakan pertambahan jumlah sel dan bukan ukuran sel.















BAB V
Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah sebagai berikut:
1.      Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk  menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh biakan murni. Biakan murni yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya.
2.      Teknik yang digunakan untuk teknik isolasi mikroba adalah teknik goresan, yaitu metode goresan T, sinambung dan kuadran.
3.      Medium yang digunakan untuk biakkan murni adalah medium NA untuk biakkan bakteri dan medium PDA untuk biakkan kapang.

Saran
Pada praktikum selanjutnya mahasiswa sebaiknya lebih memperhatikan lagi pada saat praktikum agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan kecil yang bisa mempengaruhi hasil yang di peroleh.










DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.

Djida, N., 2000,  Metode Instrumental dalam Mikrobiologi Umum,  UNHAS      Press :  Makassar.

Dwidjoseputro, 1980,  Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan : Jakarta.

Hadioetomo, R. S., 1993,  Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia : Jakarta.

Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari.

Ratna, Sri, 1990, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar