BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi singkat
Metabolisme Protein sangat
diperlukan oleh tubuh kita karena protein berfungsi sebagai zat pembangun,
memelihara serta mengatur proses-proses yang berlangsung dalam tubuh, serta
bisa berfungsi juga sebagai bahan bakar sumber energi bagi tubuh. Apabila
kekurangan protein maka akan menimbulkan diantaranya kerontokan rambut,
hipotonus, gangguan pertumbuhan, hati lemak, dan apabila kekurangan terus
menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.
Jika anda berkeinginan untuk membentuk
otot, maka konsumsi makanan yang mengandung tinggi protein adalah hal yang
wajib. Itulah kenapa para binaragawan biasanya minum susu whey protein agar
ototnya cepat bertambah besar. Tapi, jangan berlebihan juga dalam mengonsumsi
protein karena dampaknya juga kurang baik. Kelebihan protein dapat mengganggu
metabolisme protein yang berada di hati, membuat ginjal bekerja lebih keras,
mengganggu jantung akibat dehidrasi, tulang kehilangan kalsium, dan massa otot
malah bisa hilang.
1.2
Relevansi
Implikasi pada materi ini berhubungan defisiensi dengan asam amino
mengingat biji-biji tertentu merupakan sumber yang relatif kurang mengandung triptofan dan lisin maka
pada daerah-daerah masyarakatnya tergantung pada biji-bijian sebagai sumber
protein dan tidak terdapat suplementasi dari sumber protein seperti susu ikan
atau daging, dapat terlihat defisiensi yang dramatis
Ilmu Biokimia membahas tentang
berbagai banyaknya metabolisme slah satunya metabolisme protein. Dalam tubuh
kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan kecepatan yang
berbeda untuk tiap protei
1.3
Tujuan
1.
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian
metabolisme protein
2.
Mahasiswa dapat mengetahui Proses
Metabolisme
Protein dalam Tubuh
3.
Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan
asam amino esensial dan nonesensial
4.
Mahasiswa dapat menjelaskan asam
amino dalam darah
5.
Mahasiswa dapat menjelaskan reaksi
metabolisme asam amino
6.
Mahasiswa dapat menjelaskan Pembentukan Asetil
Koenzim A
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metabolisme ( berasal dari bahasa Yunani, metabole = “berubah”),
merupakan suatu rangkaian atau proses yang terarah dan teratur di dalam sel
tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi ,sehingga diperlukan atau dihasilkan
bahan-bahan tertentu seperti unsur, molekul, senyawa atau energi.
Nama protein pertama kali diusulkan oleh ahli kimia
Swedia, Berzelius. Protein
berasal dari bahasa Yunani, protios, yang berarti bahan penyokong yang pertama.
Protein (asal kata protos
dari bahasa Yunani
yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik
kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen,
oksigen,
nitrogen
dan kadang kala sulfur
serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein
merupakan enzim
atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau
mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme
yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Proses Metabolisme Protein dalam Tubuh
Proses Metabolisme
Protein dalam Tubuh merupakan
orang pertama yang berhasil menyusun molekul protein dengan cara merangkaikan
15 molekul glisin dengan 3 molekul leusin sehingga diperoleh suatu polipeptida.
Molekul protein terdiri atas kesatuan-kesatuan kecil yang disebut asam amino. Asam amino
yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan suatu ikatan yang disebut
ikatan peptida. Ikatan peptida ini akan terwujud apabila gugusan karboksil dari
asam amino yang satu bergabung dengan gugusan amino dari asam amino yang lain.
Di dalam penggabungan molekul asam amino itu, akan terlepas satu molekul air.
Hal tersebut dapat dilihat dalam reaksi berikut.
Rangkaian tersebut dapat
diperpanjang ke kiri atau ke kanan menurut kehendak kita. Jika diperpanjang ke
kanan harus menyambungkan gugusan NH2, sedangkan jika ke kiri harus
menyambungkan gugusan COOH. Dengan demikian, akan diperoleh molekul protein
yang berat molekulnya. Penggabungan molekul-molekul asam amino itu dipengaruhi
oleh kegiatan fosforilasi. Penyusunan protein yang merupakan bagian dari
protoplasma berbentuk suatu rantai panjang, sedangkan molekul protein-protein
yang lain mirip bola. Hal itu disebabkan oleh banyaknya lekukan pada rantai
tersebut.
Pembongkaran protein menjadi asam
amino memerlukan bantuan dari enzim-enzim protease dan air untuk mengadakan proses
hidrolisis pada ikatan-ikatan peptida. Hidrolisis ini juga dapat terjadi, jika
protein dipanasi, diberi basa, atau diberi asam. Dengan cara demikian, kita
dapat mengenal macam-macam asam amino yang tersusun di dalam suatu protein.
Namun, kita tidak dapat mengetahui urut-urutan susunannya ketika masih
berbentuk molekul protein yang utuh.
3.2 Asam amino
dapat dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial.
A. Asam amino esensial atau asam amino
utama adalah asam amino yang sangat diperlukan oleh tubuh dan harus didatangkan
dari luar tubuh manusia karena sel-sel tubuh manusia tidak dapat mensintesis sendiri. Asam
amino esensial hanya dapat disintesis oleh sel-sel tumbuhan. Contoh
asam amino esensial, yaitu leusin, lisin, histidin, arginin, valin, treonin,
fenilalanin, triptofan, isoleusin, dan metionin.
B. Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat
disintesis sendiri oleh tubuh manusia. Contohnya: tirosin,
glisin, alanin, dan prolin.
Fungsi
protein bagi tubuh sebagai berikut:
1. Membangun sel-sel yang rusak.2. Sumber energi.
3. Pengatur asam basa darah.
4. Keseimbangan cairan tubuh.
5. Pembentuk antibodi.
Konsentrasi normal asam amino dalam darah berkisar antara 35–65 mg. Asam amino merupakan asam yang relatif kuat, sehingga di dalam darah dalam keadaan terionisasi. Konsentrasi beberapa asam amino dalam darah diatur dalam batas tertentu oleh sintesis selektif pada bagian sel dan ekskresi selektif oleh ginjal. Hasil akhir pencernaan protein dalam saluran pencernaan hampir seluruhnya asam amino dan hanya kadang-kadang polipeptida atau molekul protein diabsorpsi.
Setelah itu asam amino dalam darah meningkat, tetapi kenaikannya hanya beberapa mg. Hal itu dikarenakan sebagai berikut.
1. Pencernaan dan absorpsi protein biasanya berlangsung lebih dari 2–3 jam, sehingga hanya sejumlah kecil asam amino diabsorpsi pada saat itu.
2. Setelah masuk ke dalam darah, asam amino yang berlebihan diabsorpsi dalam waktu 5–10 menit oleh sel di seluruh tubuh.
Oleh karena itu, hampir tidak pernah ada asam amino yang konsentrasinya tinggi dalam darah. Namun, turn over rate asam amino demikian cepat sehingga banyak protein (dalam gram) dapat dibawa dari satu bagian tubuh ke bagian lain dalam bentuk asam amino setiap jamnya. Pada hakikatnya semua molekul asam amino terlalu besar untuk berdifusi melalui pori membran sel. Mungkin sejumlah kecil dapat larut dalam matriks sel dan berdifusi ke dalam sel dengan cara lain. Namun, sejumlah besar asam amino dapat ditranspor melalui membran hanya oleh transpor aktif yang menggunakan mekanisme karier.
Salah satu fungsi transpor karier asam amino adalah untuk mencegah kehilangan asam amino dalam urine. Semua asam amino dapat ditranspor secara aktif melalui epithel tubulus proximalis yang mengeluarkan asam amino dari filtrat glomerulus dan mengembalikannya ke darah. Namun, pada tubulus ginjal terdapat batas kecepatan di mana setiap jenis asam amino dapat ditranspor. Berdasarkan alasan ini, apabila sejenis konsentrasi asam amino meningkat terlalu tinggi dalam plasma dan filtrat glomerulus, maka kelebihan yang dapat direabsorpsi secara aktif hilang dan masuk ke dalam urine.
Pada orang normal, kehilangan asam
amino dalam urine setiap hari tidak berarti. Jadi, hakikatnya semua asam amino
yang diabsorpsi dari saluran pencernaan digunakan oleh sel. Segera setelah asam
amino masuk ke dalam sel, di bawah pengaruh enzim-enzim intrasel akan
dikonjugasi menjadi protein sel.
Oleh karena itu, konsentrasi asam
amino di dalam sel selalu rendah. Penyimpanan asam amino dalam jumlah besar
terjadi di dalam sel dalam bentuk protein. Akan tetapi, banyak protein intrasel
dapat dengan mudah dipecahkan kembali menjadi asam amino di bawah pengaruh
enzim-enzim pencernaan lisosom intrasel. Asam amino ini selanjutnya dapat ditranspor
kembali ke luar sel masuk ke dalam darah. Beberapa jaringan tubuh, seperti
hati, ginjal, dan mukosa usus berperan untuk menyimpan protein dalam jumlah
yang besar.
Kebutuhan akan
asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relatiflebih besar daripada orang
dewasa. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per kilogram
berat badan per hari.
3.3 . Asam Amino
Dalam Darah
Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah
yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam
amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim – enzim yang bersangkutan.
Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain ialah
pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase
dan dipeptidase.
Setelah
protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui
dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses
absorpsi ini ialah proses transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam
amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorbsi lebih lambat daripada asam
amino netral.
Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam
amino dalam darah biasanya sekitar 3,5 sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera
setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi asam amino dalam darah akan
meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah. Perpindahan asam amino
dari dalam darah kedalam sel-sel jaringan juga proses tranpor aktif yang
membutuhkan energi.
3.4 Reaksi Metabolisme Asam
Amino
Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus
amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua
proses utama pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.
Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Reaksi transaminasi
terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua enzim
transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah
diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi
transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain
Deaminasi
Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam
beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses
deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Asam
glutamat + NAD+
a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor
elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi,
maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam
amino oksidase dan D-asam oksidase.
3.5 . Pembentukan Asetil Koenzim
A
Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino
dengan siklus asam sitrat. ada dua jalur metabolic yang menuju kepada
pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam asetoasetat
Asam-asam amino yang menjalani jalur
metabolic melalui asam piruvat ialah alanin, sistein, serin dan treonin. alanin
menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi transaminasi dengan asam
a ketoglutarat. Treonin diubah menjadi gllisin dan asetaldehida oleh enzim
treonin aldolase. glisin kemudian diubah menjadi asetil koenzim A melalui
pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon, seperti metal,
hidroksi metal dan formil. koenzim yang bekerja disini ialah tetrahidrofolat.
Biosintesis Protein
Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang
kompleks dan melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekul
DNA merupakan rantai polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan
piramidin, dan berbentuk heliks ganda.
Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses terbentunya
molekul DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada
molekul DNA menentukan urutan asam amino dalam pembentukan protein. Peran
dari DNA itu sendri sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat
keturunan pada seseorang . dua tahap pembentukan protein:
1.
Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan
yang diberikan oleh DNA.
2.
Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi
genetika kedalam proses pembentukan protein.
Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat
dalam sitoplasma r RNA bersama dengan protein merupakan komponen yang membentuk
ribosom dalam sel, perananya dalam dalam sintesis protein yang berlangsung
dalam ribosom belum diketahui
BAB
IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Metabolisme
( berasal dari bahasa Yunani, metabole = “berubah”),
merupakan suatu rangkaian atau proses yang terarah dan teratur di dalam sel
tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi.
Protein
(asal kata protos dari bahasa Yunani yang
berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik
kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Proses Metabolisme
Protein dalam Tubuh merupakan orang pertama yang berhasil menyusun
molekul protein dengan cara merangkaikan 15 molekul glisin dengan 3 molekul
leusin sehingga diperoleh suatu polipeptida
Asam amino esensial atau
asam amino utama adalah asam amino yang sangat diperlukan oleh tubuh dan harus
didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel
tubuh manusia tidak dapat mensintesis sendiri, Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat
disintesis sendiri oleh tubuh manusia.
Jumlah asam
amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang
digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino
oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim – enzim yang bersangkutan
Tahap awal
pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian
baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama
pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.
Asetil koenzim A
merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino dengan siklus asam
sitrat.
4.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat menambah
wawasan bagi mahasiswa tentang metabolisme protein.
DAFTAR PUSTAKA
-
Rohim Abdur,2012,metabolisme
protein,(online) http://rochem.wordpress.com, http://id.wikipedia.org/wiki/Protein, diakses
tanggal 26 maret 2013
-
Anonim,2011,pengerianmetabolisme
(0nline),http://matahati99.blogspot.com. diakses tanggal 26 maret 2013
-
dr-suparyanto, 2010,metabolisme
protein,, (online), http://dr-suparyanto.blogspot.com,
diakses tanggal 26 maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar