Minggu, 19 Oktober 2014

pembuangan air limbah



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir bisnis dan investasi pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah terjadi booming. Permintaan atas minyak nabati dan penyediaan untuk biofuel telah mendorong peningkatan permintaan minyak nabati yang bersumber dari Crude Palm Oil (CPO). Hal ini disebabkan tanaman kelapa sawit memiliki potensi menghasilkan minyak sekitar 7 ton / hektar bila dibandingkan dengan kedelai yang hanya 3 ton / hektar. Indonesia memiliki potensi pengembangan perkebunan kelapa sawit yang sangat besar karena memiliki cadangan lahan yang cukup luas, ketersediaan tenaga kerja, dan kesesuaian agroklimat.
Luas perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2007 sekitar 6,8 juta hektar (Ditjen Perkebunan, 2008 dalam Hariyadi, 2009) yang terdiri dari sekitar 60% diusahakan oleh perkebunan besar dan sisanya sekitar 40% diusahakan oleh perkebunan rakyat (Soetrisno, 2008). Luas perkebunan kelapa sawit diprediksi akan meningkat menjadi 10 juta hektar pada 5 tahun mendatang. Mengingat pengembangan kelapa sawit tidak hanya dikembangkan di wilayah Indonesia bagian barat saja, tetapi telah menjangkau wilayah Indonesia bagian timur.

B.  Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan upaya pengelolaan limbah indsutri kelapa sawit yang baik, sehingga dapat terwujud industri kelapa sawit yang bersih dan berkelanjutan.
C. manfaat


BAB II
TINJAUAN TEORI
Air buangan / air limbah adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya. Dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
Air limbah atau limbah cair industri adalah limbah yang dihasilkan pada setiap tahap, proses  produksi  yang  berupa  air  sisa,  air  bekas  proses  produksi,  atau  air  bekas , pencucian peralatan industri.

Ø  Jenis – Jenis Air Limbah
 Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2.   Air buangan industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses industri. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain nitrogen, sulfide, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu harus ada pengolahan jenis air limbah ini agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3.   Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkotaan, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat ibadah, dll. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Ø  Karakteristik Air Limbah
Karateristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan sebagai berikut:
1.      Karakteristik Fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun dan sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan  sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
2.      Karakteristik Kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik yang berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basa pada waktu masih ba.ru dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk.
3.      Karakteristik Bakteriologis
Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya. Namun, keduanya tidak berperan dalam pengolahan air buangan

Ø  Bahan Pembuatan Air Limbah Menjadi Air Bersih

1.      Bahan pembuatan air limbah menjadi air bersih dalam skala kecil (proses sederhana), yaitu :
a.       Air Kotor
b.      Bak / Kolam dengan kedalaman 1 meter untuk bak penampung
c.       Tawas 30 – 100 mg/liter air
d.      Kapur 15 – 50 mg/liter air
e.       Kaporit 5 – 20 mg/liter air
f.       Kerikil bersih
g.      Arang kayu / arang tempurung kelapa
h.      Ijuk
i.        Kain katun
j.        Kapas
k.      Oksigen
l.        Elemen filter keramik campuran perak
m.    Batu cadas
n.      Kendi

2.      Bahan pembuatan air limbah menjadi air bersih dalam skala besar (proses yang lebih kompleks), yaitu :
a.       Air kotor / air sungai
b.      IPA (Instalasi Pengolahan Air)
c.       Pipa – pipa besar dan panjang
d.      Media butiran : antrasit, pasir silica, dan kerikil silica
e.       Senyawa kimia : chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dll.

Ø  Manfaat Dari Pengolahan Air Limbah
Pengelolahan limbah cair memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari, diantaranya:
a.       Meningkatkan Kualitas Lingkungan dan Perairan ( Pantai, Sungai, dan Air Tanah).
b.      Meningkatkan Citra Pariwisata Bali di dunia Internasional.
c.       Mempermudah pemantauan kualitas lingkungan.
d.      Sarana pendidikan, penelitian, dan pariwisata.
e.       Untuk rumah / perumahan baru tidak perlu membangun septic tank baru.
f.       Tidak khawatir adanya rembesan saptic tank pada sumur tetangga.
g.      Terhindar dari sumber penyakit disentri dan muntaber.
h.      Saluran air hujan / drainase dan lingkungan sekitar menjadi lebih bersih karena semua air limbah disalurkan melalui saluran tertutup.
i.        Prasarana terpusat (system perpipaan) memberikan pelayanan lebih nyaman.

Adapun hasil olahan limbah secara teknis dan ekonomi dapat dimanfaatkan untuk :
a.       Bahan baku air bersih
b.      Bahan baku air pendingin cooling tower PLN
c.       Air untuk penyiraman toilet ( Toilet Flushing Water)
d.      Air untuk penyiraman dan irigasi ( watering and irrigation)
e.       Air untuk pemadam kebakaran ( fire protection)
f.       Air cuci ( washing water), misalnya mencuci mobil, dll.
g.      Air untuk penggelontoran
h.      Air untuk perikanan


















BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit
Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran yang terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat (Agustina, dkk, 2009). Dalam pengelolaan industri kelapa sawit juga dihasilkan limbah baik yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit maupun yang dihasilkan oleh industri pengolahan kelapa sawit. Untuk menghindari masalah lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri kelapa sawit, maka diperlukan konsep pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini didukung oleh sikap untuk menciptakan produk yang harus berorientasi lingkungan dan harus dibuat dengan proses yang ramah lingkungan (green consumerism) dan menempatkan lingkungan sebagai non tariff barrier. Oleh karena itu pendekatan yang banyak diterapkan adalah konsep produk bersih (cleaner production). Konsep ini dilakukan dengan strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu, dan diterapkan secara terus menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu hingga hilir yang terkait dengan proses produksi, produk, dan jasa untuk meningkatkan efesiensi pemakaian sumberdaya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya, sehingga dapat meminimalisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan. Kata kunci yang diperlukan dalam pengelolaan adalah menimalkan limbah, analisis daur hidup, teknologi ramah lingkungan.
Pola pendekatan untuk meciptakan produk bersih adalah pencegahan dan meminimalisasi limbah yang menggunakan hirarki pengelolaan melalui 1E 4R yaitu Elimination (pencegahan), Reduce (pengurangan), Reuse (penggunaan kembali), Recycle (daur ulang), Recovery/Reclaim (pungut ulang) (Panca Wardhanu, 2009).


B. Pengelolaan Limbah Cair Limbah Industri Kelapa Sawit
Industri kelapa sawit merupakan industri yang sarat dengan residu hasil pengolahan. Limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan kelapa sawit dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah cair yang dihasilkan berupa Palm Oil Mill Effluent (POME) air buangan kondensat (8-12 %) an air hasil pengolahan (13-23 %). Menurut Djajadiningrat dan Femiola (2004) dari 1 ton Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dapat dihasilkan 600-700 kg limbah cair. Bahkan saat ini limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 28,7 juta ton limbah / tahun. Ketersediaan limbah itu meupakan potensi yang sangat besar jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Namun sebaliknya akan menimbulkan bencana bagi lingkungan dan manusia jika pengelolaannya tidak dilakukan dengan baik dan profesional.
Limbah cair kelapa sawit dapat menghasilkan biogas dengan melakukan rekayasa. Limbah cair ditempatkan pada tempat khusus yang disebut bioreaktor. Bioreaktor dapat diatur sedemikian rupa sehingga kondisinya optimum untuk meproduksi biogas. Selain itu juga dapat ditambahkan mikroba untuk mempercepat pembentukan gas metan untuk menghasilkan biogas. Proses tersebut dapat menghasilkan potensi yang sangat besar. Dari 28,7 juta ton limbah cair kelapa sawit dapat dihasilkan 90 juta m3 biogas yang setara dengan 187,5 milyar ton gas elpiji (Anonim, 2009).
Selain itu limbah cair dapat juga dimanfaatkan untuk pakan ternak, bahan pembuat sabun, serta pembuatan biodiesel, dan air sisanya dapat digunakan untuk pengairan bila telah memenuhi standar baku mutu lingkungan.
C. Pengelolaan Limbah Padat Limbah Industri Kelapa Sawit
Limbah padat yang dihasilkan oleh industri pengolahan kelapa sawit terdiri atas tandan kosong kelapa sawit (20-23 %), serat (10-12 %), dan tempurung / cangkang (7-9 %) (Naibaho, 1996). Tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos dengan proses fermentasi dan dimanfaatkan kembali untuk pemupukan kelapa sawit itu sendiri. Penggunaan pupuk tandan kosong kelapa sawit dapat menghemat penggunaan pupuk kalium hingga 20 %. 1 ton tandan kosong kelapa sawit dapat menghasilkan 600-650 kg kompos.
Selain itu tandan kosong kelapa sawit mengandung 45 % selulose dan 26 % hemiselulose. Tingginya kadar selulose pada polisakarida tersebut dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana dan selanjutnya difermentasi menjadi bioetanol. Bioetanol ini dapat digunakan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui dengan cepat (renewable). 1 ton tandan kosong kelapa sawit dapat menghasilkan 120 liter bioetanol (Anonim, 2009).
Tandan kosong kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pulp untuk pembuatan kertas. Selain itu dapat dimanfaatkan untuk pembuatan sabun dan media budidaya jamur, sehingga dapat menambah pendapatan dan mengurangi limbah padat.
Cangkang dan serat kelapa sawit dapat dipergunakan sebagai sumber energi potensial. Cangkang dan serat kelapa sawit biasanya dibakar untuk menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan oleh pembakaran cangkang dan serat telah mencukupi kebutuhan energi pengolahan pabrik kelapa sawit. Namun seiring dengan pelarangan pembakaran cangkang dan serat, maka serat dan cangkang dimanfaatkan untuk keperluan lain. Cangkang saat ini telah dimanfaatkan untuk pembuatan berikat arang aktif dan bahan campuran pembuatan keramik. Sedangkan serat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk.
Sementara itu limbah yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit berupa pelepah kelapa sawit dan batang kelapa sawit telah dimanfaatkan sebagai bahan pulp untuk pembuatan kertas dan perabot. Sedangkan daun dan pelepah kelapa sawit digunakan untuk pakan ternak ruminansia.



BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami mengingkatan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan tingginya permintaan atas Crude Palm Oil (CPO) sebagai sumber minyak nabati dan penyediaan untuk biofuel. Namun industri pengolahan kelapa sawit merupakan industri yang yang sarat dengan residu hasil pengolahan. Jika tidak dilakukan pengolahan secara baik dan profesional, maka limbah industri merupakan sebuah potensi bencana bagi manusia maupun lingkungan. Konsep pengelolaan limbah sawit dilakukan dengan strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu, dan diterapkan secara terus menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu hingga hilir yang terkait dengan proses produksi, produk, dan jasa untuk meningkatkan efesiensi pemakaian sumberdaya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya. Limbah indsutri kelapa sawit terdiri dari limbah cair, padat, dan gas. Limbah cair dimanfaatkan untuk produksi biogas, pakan ternak, bahan pembuat sabun, serta pembuatan biodiesel, dan air sisanya dapat digunakan untuk pengairan bila telah memenuhi standar baku mutu lingkungan. Sementara limbah padat dapat dimanfaatkan untuk produksi kompos, bahan pulp untuk pembuatan kertas, pembuatan sabun dan media budidaya jamur, sumber energi, pembuatan berikat arang aktif, bahan campuran pembuatan keramik, serta pakan ternak ruminansia.





B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat dikemukan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam pengelolaan industri kelapa sawit agar terwujud produk bersih perlu menerapkan prinsip 1E 4R (Elimination, Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery).
2. Diperlukan penelitian-penelitian lanjutan teknologi pengelolaan limbah industri kelapa sawit, sehingga limbah yang dihasilkan secara maksimal dapat dimanfaatkan (zero waste).
3. Diperlukan penyusunan kebijakan pengelolaan industri kelapa sawit yang ramah lingkungan dan lestari.





















DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Siti, dkk. 2009. Penggunaan Teknologi Membran pada Pengelolaan Air Limbah Industri Kelapa Sawit. http://uwityangyono.wordpress.com/2009/10/ 10/117/#more-117. Diakses tanggal 7 Mei 2010.
Anonim. 2009. Sulap Sampah/Limbah Sawit Jadi Bensin. http://www.trubus-online.co.id. Diakses tanggal 7 Mei 2010.
Hariyadi. 2009. Dampak Ekologi Pengembangan Kelapa Sawit untuk Bioenergi. http://energi.infogue.com/dampak_ekologi_pengembangan_kelapa_sawit_untuk_bioenergi. Diakses tanggal 7 Mei 2010.
Naibaho, Ponten M., 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Panca Wardhanu, Adha. 2009. Cleaner Production : Mewujudkan industri Kelapa Sawit Kalimantan Barat yang Berwawasan Lingkungan dan Berdaya Saing Tinggi di Pasar Global. http://uwityangyono.wordpress.com/2009/10/ 10/117/#more-117. Diakses tanggal 7 Mei 2010.
Soetrisno, Noer. 2008. Peranan Industri Sawit dalam Pengembangan Ekonomi Regional: Menuju Pertumbuhan Partisipatif Berkelanjutan. Medan: Universitas Sumatera.
Djajadiningrat, Surna T dan Famiola, Melia. 2004. Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan. Bandung; Penerbit Rekayasa Sains.

1 komentar:

  1. Casino Games - DrmCAD
    Casino Games The most popular gambling game is the classic 3-reel, 3-row slot. Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different 경상북도 출장샵 theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot 경주 출장안마 machines with a 강원도 출장마사지 different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with 대전광역 출장안마 a 출장안마 different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme: Slot machines with a different theme:

    BalasHapus